Betapa kita sangat butuh terhadap Qur an. Betapa kita sangat menghajatkan Al Qur an.
Sungguh, jika kita dekat dengannya, maka Al Qur an akan membawa kepada kebaikan. Akrab dengannya akan menghantarkan kita kepada kemuliaan dan keberkahan hidup.
Bersediakah memasukkan Al Qur an dalam agenda kesibukan kita? Maukah menjadikan Qur an bagian dari salah satu aktivitas kita? Supaya kebersamaan kita dengan Al Qur an makin intens?
Tentu, kesadaran bahwa al-Qur’an adalah nikmat terbesar bagi manusia, tidak cukup hanya sebagai slogan saja.
Tapi perlu diikuti dengan langkah nyata. Langkah yang menunjukkan bahwa memang al-Qur’an adalah kebutuhan primer dalam kehidupan kita.
Walaupun kita menyadari akan pentingnya al-Qur’an, namun jika tanpa diikuti dengan langkah dan tindakan nyata, akan mengakibatkan ada sesuatu yang kurang.
Satu saja yang kita lazimi secara istiqomah, yakni membaca dan mentadaburi Al-Qur`an, maka hal ini akan bisa menguatkan dan meneguhkan iman kita.
Jundub bin Abdillah berkata, “Dahulu ketika kami bersama Nabi shalallahu ’alaihi wa sallam dan ketika itu kami masih muda, kami belajar iman sebelum belajar Al-Qur`an, kemudian kami belajar Al-Qur`an maka iman kami pun semakin bertambah.” (HR. Ibnu Majah, hal 7 (Shahih); lihat hayat As- Shahabah 3/ 176)
Al-Qur`an bukan sekedar sesuatu yang tertulis atau terpampang pada mushaf-mushaf, namun ia telah dipraktekkan secara nyata dan ideal di masa Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam dan dalam kehidupan orang-orang salih terdahulu.
Potret hidup mereka sarat dengan pengamalan wahyu-Nya yang mendorong kuat berubahnya manusia dari mencintai dunia menjadi sosok yang merindukan akhirat.
Perilaku keseharian generasi emas didikan Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam sungguh luar biasa.
Hari-hari mereka selalu basah oleh lantunan ayat-ayat-Nya, hati mereka begitu tersentuh, tunduk, hingga menangis karena keagungan firman-firman Allah ‘Azza wa Jalla.
Nuansa hati, jiwa, hingga perkataan atau perbuatan mereka adalah refleksi dari pijar keimanan yang kokoh karena telah di tempa dalam madrasah nabawi hingga membuat mereka menjadi pribadi mulia yang mencintai Rabb-nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar