Banyak orang yang punya pandangan keliru terhadap aktivitas membaca al-qur’an.
Dikiranya dengan baca Qur an hanya akan buang-buang waktu saja. Sunggu itu adalah anggapan yang keliru.
Suatu hari, Ibrahim bin Abdul Wahid Al Maqdisi berwasiat kepada Al Dhiya Al Maqdisi sebelum yang terakhir pergi menuntut ilmu:“Perbanyaklah membaca Al Quran. Jangan kamu tinggalkan. Karena kemudahan yang akan kamu peroleh dalam pencarianmu akan berbanding lurus dengan kadar yang kamu baca.”
Al Dhiya mengatakan, “Lalu aku renungi hal itu dan aku praktekkan berkali-kali. Setiap kali aku membaca banyak, semakin mudah aku menghafal hadits dan menulisnya. Jika aku tidak membaca, tidak mudah aku melakukannya.” (“Dzail Thabaqat al Hanabilah” karya Ibnu Rajab al-Hambali)
Secara logika memang, jika membaca al-qur’an seperti mengurangi waktu. Namun, ternyata semua itu tidak hilang begitu saja. Allah mengganti keberkahan yang berlipat ganda.
Mengapa bisa begitu?
Keberkahan itu berarti dengan pertambahan dan pertumbuhan. Bentuknya bisa bermacam-macam, seperti pekerjaan yang cepat selesai, produktivitas meningkat, keuntungan bertambah dan lain sebagainya.
Itu hanya sebagian kecil balasan yang Allah beri atas waktu yang dipakai untuk membaca al-qur’an.
Tahukah Anda, jika para ulama terdahulu mampu menulis karya-karya yang jumlahnya melebihi bilangan umur mereka?
Padahal waktu itu tidak ada mesin ketik ataupun computer seperti saat ini. Semuanya ditulis manual dengan tangan dan peralatan yang sangat sederhana, ditambah kondisi yang lebih sulit daripada kondisi sekarang.
Apa yang membuat mereka bisa seperti itu?
Jawabannya karena waktu mereka penuh berkah. Tentu saja keberkahan ini datang sebab membaca Al-qur’an.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar